Selain puncak Sorik Merapi yang sudah tak asing kita dengar terutama dikalangan para pendaki gunung. Dimana sesampai puncak kita disuguhkan dengan keindahan yang memanjakan mata. Dipuncak kita dapat melihat luasnya samudera awan yang di tawarkan, membuat kita merasa takjub akan indahnya ciptaan Tuhan.
Tapi, kali ini kita mau berbagi pengalaman dari sudut lain Mandailing Natal tepatnya di Panyabungan Kota. Yaitu, cara lain untuk menikmati keindahan dari Puncak Bukit Muhasaba Cemara Panyabungan. Untuk keindahannya layaknya Negeri diatas awan.
Dari sisi yang berbeda kita dapat melihat keindahan kota dan alam yang menyatu menjadi satu.
Sebelum menuju destinasi kita terlebih dahulu menyempatkan untuk makan siang mengisi perut di rumah makan Legend Paranginan yang sudah berdiri sejak lama. Disana kita bisa melihat adanya jembatan dengan cat warna merah, konon katanya kenapa disebut jembatan merah karna tepat dibawah jembatan ada aliran sungai yang deras dengan bebatuan yang berwarna merah.
Selang beberapa waktu, kita menuju panatapan yang berada di Panyabungan Kota. Perjalanan menuju lokasi kita harus putar arah agar sampai ketujuan. Perjalanan sekitar lima menit setelah melewati Taman Raja Batu atau Beranda Madina sebelah kanan menuju persimpangan tanpa ada tanda atau plang pemberitahuan kita memasuki jalan menuju puncak. Jalan Bebatuan, tikungan tajam dan tanjakan yang lumayan terjal akan kita temui ketika masuk ke area Puncak Mahosaba ini. Untuk saat ini kita saranin pengunjung untuk menaiki kendaraan Sepeda Motor dan apabila menggunakan roda empat baiknya menaiki offroad , double cabin atau juga mobil besar lainnya.
Selama perjalanan kita akan menemukan banyak bebatuan yang tersusun rapi dengan pepohonan yang bergoyang akibat dari hembusan angin.
Sumber : http://www.instagram.com/ucup_munthe26 |
Sumber : http://www.instagram.com/sitfatimah977 |
Sesampai dipuncak kita disuguhkan pemandangan yang begitu memanjakan mata. Eitss, ketika pagi hari sepertinya awan turun akan lebih terasa seperti diatas awan. Dipuncak ada banyak bebatuan yang tertata rapi, terlihat seni dalam penyusunannya. Kita sebagai pengunjung bisa menduduki bebatuan sebagai tempat untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan nan indah dengan angin sepoysepoy. Btw, Ngecamp sepertinya ide menarik untuk menikmati malam dan sunrise keesokan harinya.
Dipuncak kita hanya sekitaran 45 menit setelah menikmati sunset dan selepas adzan maghrib.
Awan kian menggelap hari berganti malam, mulai terdengar suara keheningan dengan irama jangkrik, kita menikmati perjalanan menuju tempat ngopi paling hits di Panyabungan.
Sebut saja ia Lopo Mandailing Coffee. Untuk sementara kita menikmati malam sebelum perjalanan kembali pulang. Disini kita ingin menikmati citarasa kopi khas mandailing yang sudah cukup terkenal. Untuk mengulik tentang kopi kita akan bahas lebih lengkap dicerita selanjutnya. Sembari mengisi waktu kita bercengkrama tentang perjalanan sambil edisi kirim mengirim foto.
Suasana malam di lopo mandailing begitu syahdu dengan hembusan angin yang bertepatan bersebelahan dengan persawahan, memberi kesan tenang dengan alunan suara jangkrik dan cengkrama pengunjung. Tak terasa waktu telah berlalu dan kita pun bergegas kembali untuk melanjutkan perjalanan pulang. Sekian perjalanan kita hari ini. SEE YOU NEXT STORY.!!!
Thank You